Selasa, 06 Oktober 2009

SEJARAH FONGERS & GAZELLE

Mr Andre Koopmans mengirimkan 4 foto tentang sejarah Fongers :

Hallo mr. Heru,maybe you can give this to a realy Fongers-crazy man, I made photo’s in the old Fongers Archive in Groningen, I send Nino a lot of photo’s.

copy-of-fongers_154.jpg

Mr. A.Fongers sebagai pendiri pabrik sepeda Fongers

copy-of-fongers-150.jpg

di dekade 1880 Fongers memulai produksi sepeda pertamanya di bangunan ini

copy-of-fongers_010.jpg

Pada th 1896 Fongers membangun pabrik baru ,sampai sekarang bagian depan pabrik ini masih utuh seperti sedia kala

copy-of-fongers-006.jpg

beberapa hari yg lalu. Mr Andre memfoto pabrik Fongers, ngga beda kan sama gambar yang diatas..

Mr. Bas Groot temennya Mr.Andre juga ngga mau kalah ..

doi kasih kita gambar iklan sepeda Gazelle yang diambil dari buku 1892-1967 : 75 jaar Gazelle (1892-1967 : 75 tahun Gazelle).

post-1.jpg

post-2.jpg

brosur diatas terbit tahun 1939 yang dipakai utk promosi sepeda di kawasan Hindia Timur (oost Indie), pabrikan Gazelle menyebutnya dengan “Atjeh-Fietsen”.

Minggu, 04 Oktober 2009


Sejarah sepeda lawas bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes.
Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais.
Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya. Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.
Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.
Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.
Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.
Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.

Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.
Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh.

Kamis, 01 Oktober 2009

mimpi gw dlm bersepedah onthell


aduuh mimpi gw dlm bersepedah blm tercapai neeehh !!!

mimpi gw dlm bersepedah onthell:
- gw pgn bgt ketemu sama org2 di luar sana yg juga hoby bersepedah, terutama onthell..
- gw pgn bgt ketemu luu gadis yg hoby bgt ma spdah ontheel..
- gw pgn bgt ngusulin ke pemerintah untuk membuat SIM atou STNK onthell..
- gw pgn bgt ngerubah dunia, STOP GLOBAL WARMING !!!

Jumat, 25 September 2009


jangan kaget jika melihat sekumpulan orang berkonvoi dengan mengenakan pakaian atau kostum yang cukup unik seperti pakaian tempo dulu. penampilan mereka mengingatkan kita akan penampilan pemuda atau masyarakat indonesia yang hidup di masa-masa perjuangan dulu.
ya, mereka memang para penggila sepeda ontel. keberadaan mereka udah banyak di tangerang ini. di beberapa ruas jalan di tangerang. dan biasanya setiap minggu pagi mereka para anggota komunitas ini berkumpul dan berkonvoi.
biasanya sebuah komunitas punya markas atau tempat tongkrongan yg biasa di jadikan tempat berkumpul. nah, di tangerang salah satunya terdapat di perumahan palem semi karawaci. mereka menamakan dirinya sebagai komunitas Masyarakat Pecinta Ontel Tangerang atau biasa di sebut MPOTAN ..
untuk bergabung dengan komunitas mpotan pun cukup mudah. " yang penting, punya sepeda ontel dan merupakan salah satu hobi dari orang tersebut."
mpotan selain berolahraga juga secara tidak langsung ingin melestarikan budaya bangsa indonesia. " pokoknya serba antik. hitung-hitung berolahraga sambil melestarikan kebiasaan orangtua kita dahulu kala." terang van K van. . . .. . .. . . (tangerang tribun/sabtu/13sept2008)

Selasa, 22 September 2009

bangkitnya sepeda onthel dari kuburan budaya ( MAGAZINE OBSESI/edisi3/5-20agust2009 )


SEPINTAS, fenomena budaya dulu semasa penjajahan Belanda dan Jepang ke Indonesia. terlihat di areal pemukiman atau perumahan Palem Semi Kota Tangerang dengan suatu perkumpulan sepeda onthel / lawas. Perkumpulan onthel tersebut dinamakan MPOTAN yaitu Masyarakat Pecinta Onthel Tangerang.
Pemandangan tersebut terlihat semanjak hadirnya sebuah club sepeda onthel ( onta) yang beranggotakan anak-anak muda yang sangat menghargai tradisi dan sejarah-sejarah jaman dulu. sampai-sampai mereka memakai pakaian-pakaian tempo dulu.
fenomena tersebut sangat jarang sekali kita lihat. sekalinya ada, pasti ontel tersebut hanya sebatas barang koleksi yang di jual dengan harga yang tinggi. ( magazine obsesi/edisi3/tahun1/5-20agust2009)